Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan berbagai macam produk kerajinan tangan. Setiap daerah memiliki kekhasan dan keunikan masing-masing, salah satunya adalah kerajinan anyaman purun yang berada di daerah di Kalimantan Selatan.
Purun (Lepironia articulate) adalah tumbuhan sejenis rumput atau gulma, berbentuk seperti pandan yang banyak tumbuh di wilayah rawa gambut yang basah. Tumbuhan ini biasanya tumbuh secara liar dengan fungsi menjaga ekosistem lahan gambut di sekitarnya, sehingga perannya sangat penting terhadap keseimbangan lingkungan.
Selain itu, purun juga memiliki potensi nilai ekonomi yang cukup tinggi. Bagi masyarakat di kawasan gambut, purun menjadi bahan baku utama pembuatan kerajinan anyaman. Produk yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari tikar, hiasan dinding, tempat tisu, tas, dompet, sandal, kap lampu, vas bunga dan lain sebagainya. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama, karena setiap proses dilakukan secara manual oleh pengrajin: memanen, mengeringkan, menumbuk, mewarnai, hingga menganyam.
Keterampilan yang dimiliki oleh para pengrajin purun ini diperoleh secara turun temurun. Anak – anak gadis di sekitar lahan gambut umumnya sudah mulai menganyam sejak usia 10 tahun. Mereka mewarisi keterampilan ini dari ibu dan nenek mereka. Sebagian pengrajin mengerjakan secara mandiri di rumah masing – masing, sebagian tergabung dalam kelompok – kelompok kecil yang teroganisir.
Pesan Kearifan
Sebenarnya, kerajinan purun bukan hanya soal nilai ekonomi yang tinggi. Tradisi turun-temurun dari leluhur adalah bagian dari proses memperkuat identitas masyarakat lokal. Setiap produk anyaman yang dihasilkan mengandung pesan kearifan. Motif, warna, teknik anyaman, dan bentuk mewakili identitas tersendiri bagi masyarakat. Karena produk yang memiliki historis dan kemurnian berekspresi nilainya akan lebih tinggi dibandingkan produk industri.
Namun pesan terkuat yang ingin disampaikan adalah upaya untuk melindungi lahan gambut dan hutan yang kini semakin terdesak oleh industri kelapa sawit. Pesan yang mendorong masyarakat untuk terus berkarya dengan tanaman purun yang telah disediakan alam untuk mereka. Kerajinan yang menggerakkan masyarakat untuk menjaga ekosistem lahan gambut, sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
Saat ini anyaman purun menjadi komoditas yang dijual dan digemari oleh banyak konsumen di berbagai daerah di Indonesia, hingga mancanegara. Kualitas anyaman purun juga semakin bervariasi, mulai dari yang sangat sederhana untuk tempat ikan, buah dan belanjaan dari pasar, untuk pot dan tempat tanaman, sampai dengan kualitas anyaman yang bagus dengan kualitas desain yang unik dan biasa digunakan sebagai pelengkap penampilan.
Akhirnya, purun yang menggerakkan roda ekonomi, purun yang menguatkan identitas diri.
Diperbarui : 22 Jun 2021