Museum Mulawarman
Deskripsi
Museum Mulawarman merupakan objek wisata yang mengandung Ilmu Pengetahuan dan Sejarah. Berada di tengah Kota Tenggarong, museum ini berdiri sebagai bentuk realisasi keinginan masyarakat untuk melestarikan peninggalan Istana Kutai Kartanegara. Bangunannya terletak di atas lahan seluas 2.270 meter persegi dengan induk pintu yang menghadap ke arah utara.
Museum Mulawarman dianggap sebagai museum dengan koleksi benda sejarah terlengkap. Di dalam museum ini tersaji kurang lebih 5.373 peninggalan yang terbagi dalam berbagai jenis. 50 persen yakni benda bersejarah dan terbuat dari bahan organik, kemudian 50 persennya lagi terbuat dari anorganik. Di bagian luarnya, museum ini menyuguhkan beberapa spot yang bagus dan artistik, seperti desain museum yang meniru gaya arsitektur Eropa klasik.
Hal Menarik Tentang Museum Mulawarman
- Gedung Museum Mulawarman dibangun dari eks Istana Kutai Kartanegara dengan mendapat sentuhan gaya arsitektur bangunan Eropa Klasik dan sedikit banyak terinspirasi dari arsitektur tradisional Suku Dayak yang tinggal di Kutai. Antara lain bangunan Bleh Peteh, yaitu bangunan untuk para bangsawan suku Dayak Kenyah. Patung-patung Blontang yang difungsikan untuk sarana upacara kematian suku Dayak, serta terdapat beberapa bentuk lungun dengan sistem penataan yang evokatif. Museum Mulawarman diresmikan pada tanggal 25 November 1971 oleh Gubernur Abdoel Wahab Sjahranie, kemudian berpindah status di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan republik Indonesia pada tanggal 18 Februari 1976.
- Ketika memasuki area museum, tampak depan akan terdapat duplikat Patung Lembuswana yang merupakan simbol Kesultanan Kutai. Lambang ini dibentuk untuk pertama kalinya pada tahun 1850 oleh Birma dan baru tiba tahun 1900 di Istana Kutai. Lembuswana memiliki nama lain Paksi Liman Janggo Yoksi yang dipercaya sebagai kendaraan Tunggangan Batara Guru. Di halaman depan museum juga terdapat kolam berbentuk naga, yang merupakan simbol perjalanan hidup dan penjaga alam semesta yang sudah menyatu dengan mitos masyarakat Kutai. Bagian gerbang Museum Mulawarman tersaji patung berbentuk ular lembuh, buaya, dan pesut. Fungsi dari patung ini adalah sebagai penunjang estetika dan mendapatkan kesan eksklusif karakteristik Kesultanan Kutai Kartanegara.
- Benda-benda yang tersimpan di Museum Mulawarman mempunyai nilai sejarah yang tidak terpisahkan dari Kesultanan Kutai kala itu. Ada Singgasana Raja dan Permaisuri, Kalung Uncal, Patung Lembuswana, Meriam Sapu Jagad peninggalan VOC, Prasasti Yupa, Arca Hindu, dan masih banyak lainnya. Museum Mulawarman menyajikan Totem yang bermaterial kayu ulin, ukuran tingginya 13 m berdiameter 60 cm. Totem ini menjadi simbol perjalanan hidup masyarakat Dayak dari lahir hingga meninggal. Di bagian puncak Totem terdapat ornamen burung enggang sebagai simbol dunia atas.
- Di sisi kanan Gedung Induk Museum Mulawarman, terdapat komplek makam Raja Kutai Kartanegara, dengan penataan yang taman yang elok. Terdapat juga silsilah raja yang pertama menganut agama hindu hingga raja pertama yang menganut islam. Sementara di balik museum disajikan miniatur Goa Kambang, tempat Prasasti Yupa dan Arca ditemukan.
- Di area museum juga terdapat kantin dan toko souvenir di mana kamu bisa membeli beragam cinderamata bernuansa etnis Suku Dayak, batu-batu mulia atau kerajinan batik Kaltim.
Rute Menuju Museum Mulawarman
Museum Mulawarman terletak di tepi sungai Mahakam. Hanya berjarak 33 km dari Ibukota Kalimantan Timur, Samarinda, menghabiskan waktu tempuh sekitar 45 menit. Jika dari Balikpapan memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan darat.
Dari bandara Sepinggan Balikpapan, gunakan pesawat lokal menuju Samarinda. Bisa juga menggunakan taksi dengan tarif perjalanan Rp 250.000 - Rp 300.000. Akses menuju Museum Mulawarman ini bisa menggunakan jalur darat, kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat.