Sambongsari
Deskripsi
Sejarah besar yang mungkin sudah dilupakan sebagian besar warga mengenai asal muasal desa Sambongsari yang kita tempati sekarang ini. Tersebutlah Tumenggung Prawiro Setyo seorang yang penting dari Mataram yang pada catatan cerita tutur, erat sekali hubungannya dengan asal usul terjadinya kota Weleri, terlebih desa Sambongsari.
Dia yang dikenal punya nama Sam Hong atau Pangeran Sambong pada jaman Kerajaan Mataram diberi tugas untuk berperang dengan bangsa Belanda di Batavia bersama Raden Muthohar dan Raden Haryo Sungkono. Sekembalinya dari berperang, Mereka berpisah dikarenakan Raden Muthohar dan Raden Haryo Sungkono memutuskan untuk tinggal di daerah yang dinamakan Sembung Tambar. Temenggung Prawiro Setyo kembali bertapa kemudian kembali melanjutkan perjalanan kearah barat dan menjadi warga masyarakat biasa. Akan tetapi masyarakat mengetahui bahwa ia adalah temenggung yang melawan Belanda di Batavia. Disitu ia bersama dengan Mbah Brontok, Bagus Wuragil atau Den Bagus Banteng dan Benowo (bukan putra Joko Tingkir, dan ada yang menyebutnya Denowo).
Pangeran Sambong dan Mbah Brontok adalah sama-sama murid dari Tumenggung Rajekwesi atau Ki Ageng Kemangi. Namun keduanya sangat bertolak belakang dalam menempatkan tujuan belajar pada Ki Ageng Kemangi. Pangeran Sambong cenderung pada aliran putih sedangkan Mbah Brontok pada aliran hitam.
Tempat Pasebahan Pangeran Sambong berada di sebuah perbukitan selatan desa Sambongsari tepat nya di sebelah selatan Dusun Poncol (RT 4 RW 2) ditengah-tengah hutan jati yang sekarang dipercayai sebagai makam Pangeran Sambong. Dan di samping petilasan makam Pangeran Sambong ada sebuah makam/petilasan yang dituturkan milik putra Pangeran Sambong yang bernama Raden Langsih. Itulah mengapa disekitar daerah petilasan Pangeran Sambong dinamakan Sambongsari. Wallahu Alam.
Desa Sambongsari dibagi menjadi 6 RW dengan 27 RT. Dan RW 2 Dusun Losewusari salah satunya. Daerah yang berpenduduk 815 jiwa ini selain jaraknya paling dekat dengan petilasan Pangeran Sambong juga mempunyai potensi yang bisa dikembangkan seperti : Rebana, Jama’ah Tahlil, Karangtaruna, Peternakan (Sapi, Kambing, Burung Kenari, Kroto, Bebek, Ikan), UMKM (Getuk, Criping, Tempe, Jasa Percetakan, Bengkel, Jamu dll). Oleh karena itu dalam menyukseskan program Pemerintah PLPBK, yang akan mengadakan Lokakarya dan Bazar se Desa Sambongsari.