Cepoko

0.0 (0 Reviews)

Deskripsi

Cepoko merupakan salah satu destinasi agrowisata yang berada di wilayah Jawa Tengah. Desa yang terlerak di kawasan Gunungpati Semarang tedapat kebun buah dengan luas 3,2 hektare. Koleksi pohon buah di kebun buah cepoko ini sebanyak 959 pohon dan memiliki 22 jenis pohon. Di kebun buah cepoko ini didominasi pohon jambu Kristal, kelengkeng itoh dan durian montong. Untuk pohon jambu kristal dan kelengkeng bukanlah buah musiman, kamu bisa memetiknya kapan saja.

Ya. Kebun buah Cepoko merupakan kebun buah yang bisa memetik sendiri. Pengunjung biasa memetik sendiri buah yang diinginkannya. Tentunya harus didampingi oleh petugas karena petugas di sana lebih tahu buah yang siap dipetik dan dijual kepada pengunjung.

Kebun buah Cepoko merupakan kebun buah pertama yang dikelola oleh Dinas Pertanian Kota Semarang yang dijadikan sebagai destinasi agrowisata. Awalnya kebun buah ini didirikan sebagai pusat pelatihan bagi para petani buah. Dengan semakin berkembangnya kebun buah Cepoko ini, Pemerintah setempat menjadikannya sebagai salah satu destinasi dari lima destinasi agrowisata di Jawa Tengah.  

Selain potensi agrowisata, Cepokok juga memilki potensi lain yang patut untuk dikembang. Potensi tersebut berupa pertanian khususnya peternakan sapi pedaging, sapi perah dan kambing qurban. Para petani ternak di desa cepoko masih mengelolanya secara pribadi meskipun sebenarnya mereka sudah memilki memiliki kelompok yang bernama Kelompok Rukun Tani dibawah bimbingan PPL Dinas Pertanian Kota Semarang.  PPL inilah yang senantiasa membimbing dan mengarahkan para petani ternak dalam merawat dan mengelola ternaknya. Meskipun demikian, para petani tersebut tetap memiliki kendala yang sampai saat ini belum teratasi.

Kendala utama para petani adalah di infrastruktur yaitu pengadaan air, jalan dan talud. Hal yang paling urgen yang sering menjadi keluhan para petani adalah air. Kendala air ini berpengaruh terhadap hewan ternak sapi peliharaan mereka. Terutama di musim kemarau. Para petani tidak dapat memberi minum ternaknya sesesuai yang mereka inginkan. Untuk mendapatkan air di saat musim kemarau, mereka harus mengantri bahkan ada yang sampai malam.

Sebenarnya ada sumur artetis di desa Cepoko ini. Namun, mungkin karena kurang dalam air di sumur artetis ini kering saat musim kemarau. Hal itu berpengaruh pada volume dan kualitas susu yang dihasilkan. Susu segar yang bisa mereka peroleh hanya sedikit. Hal berbeda di saat musim penghujan. Para petani ternak dapat dengan leluasa memberikan minum ternaknya terutama peternak sapi perah sehingga volume susu yang dihasilkan pun lumayan banyak.

Kesulitan lainnya yang dihadapi oleh para peternak tersebut yaitu rumput untuk pakan sapi dan kambing. Ada petak tanah yang dapat mereka gunakan untuk mengambil rumput. Namun, itu belum mencukupi karena banyaknya ternak yang harus diberi makan. Sementara untuk membeli pakan buatan pabrik mereka belum mampu. Untuk mencukupi kebutuhan pakan sapi tersebut, tidak jarang mereka harus mencarinya sampai ke desa Salaan yang lumayan jauh jaraknya dari desa Cepoko. Bahkan ada yang sampai Marina untuk mendapatklan rumput.

Kondisi tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap kualitas susu dan sedikitnya volume air susu yang dihasilkan. Keadaan ini membuat para petani ternak tidak berani menjual hasil susu ternaknya secara kelompok. Mereka belum mampu memenuhi persediaan susu sapi segar sesuai permintaan sehingga saat ini mereka menjualnya secara pribadi.

Hal yang sama juga dialami oleh petani peternak sapi pedaging. Meskipun jumlah anggota mereka ada 35 orang tetapi mereka belum berani menjualnya atas nama kelompok. Tidak semua anggota menjadikan peternakan sapi pedaging sebagai pekerjaan utama. Hampir 50% anggota kelompok menjadi pekerjaan ini sebagai pekerjaan sampingan sehingga jika ada program yang mereka buat tidak semua anggota mendukungnya. Selain itu, jika penjualan dilakukan secara kelompok, mereka juga belum dapat menjamin ketersediaannya. Untuk mengatasi kendala di atas, mungkin peran UMKM sangat dibutuhkan oleh para petani ini.

Potensi lain yang bisa dikembangkan dari desa Cepoko ini adalah suvenir. Suvenir atau oleh-oleh ini yang merupakan ciri khas suatu daerah. Melalui suvenir, para wisatawan bisa mengetahui ciri khas desa Cepoko. Untuk saat ini, belum ada UMKM yang mengelola suvenir di desa Cepoko. Padahal banyak ciri khas desa Cepoko yang bisa dijadikan suvenir atau cenderamata, misalnya suvenir berbentuk buah, sapi atau pemandangan desa Cepoko.

Bila kita datang ke agrowisata Cepoko, suvenir yang bisa kita bawa pulang adalah makanan olahan seperti stik dan pangsit dari susu sapi. Rasanya yang enak dan gurih sangat layak menjadi oleh-oleh dari Cepoko. Kolaborasi yang bagus antara petani peternak susu sapi perah dan home industry (industri rumah tangga). Kerja sama ini tentunya membutuhkan bantuan dan bimbingan dari para pelaku UMKM.

Sebagai wadah masyarakat desa Cepoko untuk memperkenalkan hasil daerahnya, Wali Kota Semarang, Hendar Prihadi telah membangun souvenir shop (tempat suvenir) desa Cepoko. Selain sebagai pusat oleh-oleh, pusat suvenir juga bisa dijadikan sebagai work shop (pusat usaha). Itu sebabnya, untuk meramaikan temapat ini sering diadakan festival buah. Saat ini festival buah di desa Cepoko adalah festival buah durian. Nah, bagi kamu penggemar durian bisa datang ke desa Cepoko sekarang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Show more

Review (0)
0.0

Write a review

Rate This Place
Tulis Review

Spot sekitar

×