Purworejo

0.0 (0 Reviews)

Deskripsi

Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satu upaya yang harus ditingkatkan yakni dari sektor pariwisata. Sektor pariwisata di Indonesia dapat dijadikan andalan sebagai sumber penerimaan negara. Pariwisata tidak harus menciptakan tempat wisata yang besar sehingga mampu mendatangkan pengunjung dalam jumlah besar dari berbagai penjuru dunia. Justru, pariwisata bisa dimulai dari desa sebagai satuan unit terkecil. Perkembangan zaman yang pesat membuat banyak daerah memiliki strategi dan cara bagaimana menonjolkan potensi daerahnya masing-masing. Desa harus jeli dalam melihat potensi dan menerapkan manajemen strategi dalam pengelolaan potensi desa yang dikemas kedalam bentuk desa wisata. Desa wisata didefinisikan secara beragam. Salah satu pemahaman tentang wisata desa adalah suatu bentuk lingkungan yang memiliki ciri khusus, baik alam maupun budaya yang sesuai dengan tuntutan wisatawan, di mana mereka dapat menikmati mengenal, menghayati dan mempelajari kekhasan desa beserta segala daya tariknya.

Kabupaten Purworejo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di perbatasan Jawa Tengah. Bertetangga dengan Daerah Istimewa Yogyakarta, Purworejo memiliki pesona yang tak kalah indahnya. Salah satu daya tarik wisata di Purworejo adalah Desa Wisata Purworejo. Wisata Alun Alun Kota Purworejo Jawa Tengah adalah tempat wisata yang ramai dengan wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan. Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita sehari hari. Wisata Alun Alun Kota Purworejo Jawa Tengah memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi.

Purworejo juga terkenal akan keindahan obyek wisatanya , salah satu contohnya adalah Wisata Alun Alun Kota Purworejo Jawa Tengah ini. Wisata Alun Alun Kota Purworejo Jawa Tengah merupakan alun-alun kabupaten lama yang cukup luas. Bahkan, yang terluas di Jawa Tengah. Luas alun-alun Purworejo enam hektar atau 60.000 meter persegi dengan bentuk segi empat. Baik panjang maupun lebar ukuranya hampir sama. Ciri khas pola tata kota Jawa Kuno selalu dengan jantung kota berupa sebuah alun-alun dan ditengahnya berdiri pohon beringin. Di tengah alun-alun Purworejo terdapat sepasang pohon beringin yang didatangkan dari Kraton Yogyakarta.

Alun-alun Purworejo dikelilingi oleh bangunan-bangunan penting semasa pemerintahan R. Cokronegoro I (bupati pertama Purworejo). Pendopo Kabupaten Purworejo berada di sebelah utara alun-alun menghadap selatan. Di sebelah selatan alun-alun ada Kantor Karesidenan bagelen yang kini menjadi Kantor Setda Purworejo. Sebelah barat alun-alun terdapat Masjid Agung Darul Muttaqin. Yang di dalam masjid tersebut terdapat Bedug Pendowo, bedug terbesar di dunia. Sementara sisi timur berdiri bangunan Gereja. Semua itu merupakan banguan penting yang sudah disusun sedemikian rupa oleh R. Cokronegoro I sebagai bupati pertama Purworejo.

Pemandangan malam di Alun-alun Purworejo tampak tidak seperti biasanya. Alun-alun dipadati masyarakat yang berkunjung dan terlihat berbagai macam kendaraan berjejer memadati tenda makan di sepanjang trotoar alun-alun purworejo.Di alun-alun, masyarakat bisa menikmati kemegahan lampu-lampu temaram kota, wisata kuliner, menaiki Bendi, naik becak mobil dan melihat kemegahan bedug Pendowo dimasjid agung kota Purworejo.

Bagi wisatawan asal kota purworejo sudah tidak bingung lagi untuk mendatangi lokasi Wisata Alun Alun Kota Purworejo Jawa Tengah. Akan tetapi bagaimana bagi wisatawan luar kota bahkan luar negeri, tentu mereka bingung dan takut kesasar. Tapi jangan khawatir bagi wisatawan luar kota purworejo saya mempunyai solusinya agar anda semua tidak kesasar. Tentunya sarana transportasi apa yang anda pakai untuk berwisata ke Wisata Alun Alun Kota Purworejo Jawa Tengah dengan memakai kendaraan pribadi seperti : Mobil atau motor pribadi. Anda bisa meminta panduan arah ke Wisata Alun Alun Kota Purworejo Jawa Tengah di google maps yang terpasang di smartphone anda. Karena memakai kendaraan pribadi akan lebih menyenangkan dari pada memakai kendaraan umum.

Tidak jauh dari Alun Alun Kota Purworejo, terdapat satu  Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Jemaat Griya Mulya di Purworejo, sepintas tak ada yang istimewa. Namun, setelah didalami, ternyata bangunan berusia 137 tahun dan juga gereja Katolik yang merupakan satu-satunya di Kabupaten Purworejo. Lalu ada stasiun legendaris bagi masyarakat Purworejo yaitu Stasiun Purworejo. Stasiun Purworejo berada dijalan Mayjend Sutoyo , tepatnya berada di Kecamatan Purworejo, Jawa Tengah. Stasiun Purworejo sendiri dalam periode 1910, memiliki struktur bangunan berupa material batu bata setinggi 8 m dan luas keseluruhan sekitar 848 m2. Stasiun ini dibangun oleh Perusahaan Kereta Api Negara bernama Staats Spoorwegen (SS). Pemerintah Kolonial Belanda saat itu sengaja membangun rel kereta api sepanjang 12 km dari Stasiun Besar Kutoarjo ke arah Purworejo, awalnya hanya dibangun rel saja namun seiring perkembangannya yang semakin ramai, pada tanggal 20 Juli 188, Stasiun Purworejo dibuka dan di aktifkan. Sejak tahun 1901 jalur kereta api Purworejo-Kutoarjo itu pun semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kala itu. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPPP) Jateng telah memasukkan Stasiun Purworejo sebagai salah satu cagar budaya di Purworejo, dilindungi oleh negara dengan nomor Inventarisasi : 11-06/PWO/TB/36.

Kulinernya sendiri pun banyak dijumpai di desa ini, yaitu Kedai Kopi Kongsi yang belum lama dibuka dan salah satu kuliner yang cukup legend yaitu Sego Koyor Mbok Bayan. Kuliner legend ini sudah dijalankan. Sekilas, nama masakan Sego Koyor mungkin masih terdengar asing. Berbeda dengan gajih (lemak) dan jeroan, koyor merupakan urat sapi. Makanan yang memiliki rasa yang gurih, manis dan kenyal memberikan keistimewaan tersendiri bagi penikmatnya. Sego Koyor Mbok Bayan sendiri sudah berumur sekitar 20 tahun dimana saat ini dikelola oleh anaknya yaitu Pak Supri.

Di Sego Koyor Mbok Bayan / Pak Supri ini, nasi koyor dihidangkan saat masih panas dengan daun pisang sebagai alas, dan gorengan sebagai pelengkap.Yang membuat Sego Koyor ini unik dan istimewa adalah jumlahnya yang “limited edition” dan mulai dijual saat tengah malam, tepatnya pukul 23.45. Maka tak heran, banyak pecinta kuliner di Purworejo bahkan dari luar daerah datang dan rela mengantre sebelum penjual datang. Lokasi Sego Koyor yang viral ini berada di depan Pasar Baledono, Purworejo. Dari gang sempit, tengah malam Pak Supri muncul dengan berjalan memikul datangannya.

Untuk membeli Sego Koyor ini pembeli harus mulai antri pukul 23.00 WIB supaya mendapatkan antrian dan sekitar pukul 23.45 WIB Pak Supri pun datang membawa dagangannya. Untuk mengetahui apakah sego koyor ini bakal buka atau tidak, cukup mudah. Jika pukul 20.00 ada meja bolong di tempat Supri berjualan, berarti sego koyor buka. Itu juga merupakan strategi marketing yang dilakukan oleh Supri agar pembeli semakin penasaran. Beliau mengaku dari awal memang sengaja membuat sego koyor dalam jumlah terbatas. Sekali angkut, Supri biasa membawa hanya untuk 150 porsi. Itupun selalu sold out (habis terjual) dalam waktu singkat. Tak heran jika banyak pembeli mulai dari kalangan muda, tua, bahkan ibu-ibu berdaster yang rela keluar tengah malam namun tidak kebagian sego koyornya.

Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk menikmati kuliner “limited edition” ini. Cukup dengan Rp 10.000- Rp 15.000 sudah bisa mendapat sego koyor lengkap dengan ayam suwir atau kepala ayam sesuai selera. Disediakan juga tempe tepung hangat sebagai pelengkap. Walaupun sedang masa pandemi, pelanggan setia sego koyor tidaklah berkurang.

Show more

Review (0)
0.0

Write a review

Rate This Place
Tulis Review

Spot sekitar

×