Gemeksekti
Deskripsi
Desa Gemeksekti merupakan sebuah kampung dagang dan sentra industri batik di Kabupaten Kebumen yang perkembangannya dimulai sejak awal abad 20. Pada mulanya, Desa Gemeksekti terdiri dari dua desa yaitu Desa Watubarut (yang berada pada Distrik atau Kecamatan Alian, yang secara administratif sekarang meliputi sebagian RW 03) dan Desa Tanuraksan (yang secara administratif berada di wilayah Kecamatan Kebumen) yang masing-masing mempunyai sejarah yang cukup bertolak belakang dalam perkembangannya. Sampai pada suatu saat pada tahun 1900-an kedua desa tersebut disatukan atas perintah Bupati Harumbinang karena atas pertimbangan berbagai hal, salah satunya adalah masalah kondisi fisik dan geografis. Perihal nama dari gabungan desa ini mendapat perhatian khusus dari seluruh warganya, maka diadakannya pertemuan tokoh-tokoh masyarakat kedua desa, maka diputuskan nama Gemeksekti. Nama tersebut diambil dari nama klangenan atau peliharaan Pangeran Kajora, mertua dari Pangeran Trunojoyo yang memberontak di Kasunanan Surakarta, yang melarikan diri ke arah barat Surakarta setelah pangeran Trunojoyo terbunuh yang dilepaskan atau ditinggal di daerah bukit pencu. Peliharaan ini berupa burung puyuh atau gemek yang sakti, yang konon dapat memberikan tanda tertentu jika desa ini akan mendapatkan bencana atau pageblug atau wabah.
Berdasarkan letak astronomis, Desa Gemeksekti terletak pada 109°38’34”BT - 109°39’43”BT dan 7°38’44”LS - 7°39’32”LS. Berdasarkan letak administratif, Desa Gemeksekti termasuk wilayah administratif Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Desa Gemeksekti memiliki luas wilayah 162,4 ha dengan ketinggian tempat 21 meter diatas permukaan air laut (dpal). Desa Gemeksekti terbagi menjadi empat dusun, yaitu Dusun Tanuraksan, Dusun Watubarut, Dusun Tangkil, dan Dusun Sumelang. Jarak Desa Gemeksekti dengan ibukota Kecamatan Kebumen dan ibukota Kabupaten Kebumen masing-masing adalah 3 km dengan memakan jarak tempuh sekitar 0,25 Jam atau 15 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Secara administratif, batas wilayah Desa Gemeksekti sebelah berat adalah Sungai Luk Ulo dan Desa Karangpoh, sebelah timur adalah Desa Karangsari, sebelah selatan adalah Desa Kutosari dan Kelurahan Bumirejo, serta sebelah utara adalah Desa Jemur.
Topografi beberapa wilayah di Kabupaten Kebumen merupakan daerah pantai dan perbukitan, sedangkan sebagian besar merupakan dataran rendah. Desa Gemeksekti memiliki ketinggian 21 meter di atas permukaan air laut (dpal), sehingga bentang wilayahnya dikategorikan sebagai daerah datar berbukit. Jenis tanah di Desa Gemeksekti sebagian besar warna tanahnya berwarna merah, dengan tekstur lempungan. Jenis dan deposit bahan galian di Desa Gemeksekti didominasi oleh batu cadas dan batu pasir, dengan produksi bahan galian per tahunnya untuk batu cadas mencapai 60 ton/tahun dan batu pasir 4 ton/tahun. Bentuk penggunaan lahan antara daerah satu dengan daerah yang lain berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi masing-masing daerah. Desa Gemeksekti memiliki luas wilayah 162,42 Ha dibagi dalam beberapa peruntukan penggunaan lahan. Bentuk penggunaan lahan di Desa Gemeksekti berupa tanah sawah, tanah kering dan tanah fasilitas umum. Bentuk penggunaan lahan Desa Gemeksekti tahun 2011 yaitu digunakan untuk permukiman sebesar 68 ha (41,87 %), sawah sebesar 52 ha (32,00%), ladang sebesar 40 ha (24,63%) dan fasilitas umum sebesar 2,42 ha (I,5%).
Corak dan macam aktivitas manusia dalam aktivitas ekonomi berbeda-beda sesuai dengan kemampuan penduduk dan tata geografi (geographical setting) daerah. Sesuai dengan kondisi desa yang merupakan daerah agraris maka struktur ekonominya lebih dominan kepada sektor pertanian dan sektor-sektor lainnya baik berupa jasa industri, perkebunan, peternakan, pertukangan dan lain-lainnya. Tingkat pertumbuhan sektor lain yang paling meyakinkan di Desa Gemeksekti adalah Industri batik meskipun belum dapat menjadi salah satu industri yang mercusuar. Namun, menurut para pengrajin, batik mampu menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan keluarga. Mata pencaharian penduduk di Desa Gemeksekti paling banyak adalah sebagai buruh/swasta (32,68%), kemudian bermata pencaharian sebagai pedagang (20,33%). Berdasarkan keterangan dari Kepala Dusun Tanuraksan, perajin batik di Desa Gemeksekti disebut sebagai buruh atau wiraswasta (swasta).
Kemudahan suatu tempat dijangkau dari tempat lain (aksesibilitas) akan menentukan cepat tidaknya tempat tersebut berkembang dan memperoleh informasi. Sarana dan prasarana memiliki peran yang penting. Kelancaran serta ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, akan dapat mempermudah berinteraksi dengan daerah lain, terutama kaitannya dengan keberlangsungan serta pengembangan segala kegiatan yang ada di daerah tersebut. Sarana dan prasarana di Desa Gemeksekti sudah cukup baik. Kondisi jalan berupa jalan desa (terdiri dari jalan aspal, jalan makadam, dan jalan tanah), jalan antar desa/kecamatan (berupa jalan aspal) dan jembatan desa (terdiri dari jembatan beton dan jembatan kayu). Sarana transportasi dan komunikasi juga sudah cukup lengkap. Sarana transportasi yaitu ojek, becak, dokar, bus, angkutan desa dan truk. Alat transportasi konvensional yang paling banyak digunakan oleh penduduk adalah becak. Becak telah lama digunakan sebagai sarana transportasi umum di Desa Gemeksekti mengingat adanya keterbatasan ketersediaan angkutan perdesaan atau angkot. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Desa Gemeksekti dengan menggunakan kendaraan umum, dapat menggunakan angkutan umum yang mengarah ke Karang sambung.
Sarana komunikasi yang sering digunakan oleh masyarakat Desa Gemeksekti yaitu handphone, telepon umum, wartel, warnet, televisi dan radio. Sarana komunikasi yang banyak dimiliki adalah handphone dan radio dan televisi. Jarak tempuh dari Desa Gemeksekti ke ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten kurang lebih 3 km dengan lama tempuh kurang lebih 0,25 jam dengan kendaraan bermotor. Pintu masuk utama ke Desa Gemeksekti ditandai dengan sebuah gapura besar yang bertuliskan “Kampung Batik Kebumen Desa Gemeksekti”. Selain itu di dalam desa juga terdapat tiga gapura kecil yang menunjukkan letak wilayah sentra batik di Desa Gemeksekti.
Di Desa Gemeksekti terdapat beberapa showroom batik. Pertama masuk melewati gapura “Kampung Batik Kebumen Desa Gemeksekti” di Jalan Karangsambung, kita akan disambut oleh showroom Zahra Batik. Melanjutkan perjalanan dari Bahra Batik, kita akan menemukan showroom Batik Gapuro Unggul yang persis berada di depan gapura “Kampung Batik Kebumen Desa Gemeksekti”. Setelah showroom Batik Gapuro Unggul kita akan bertemu dengan showroom Batik Sekar Jagad. Showroom Batik Sekar Jagad merupakan salah satu Showroom Batik terbesar yang ada di Desa Gemeksekti dan menyediakan berbagai produk jadi kreasi batik, mulai dari pakaian, tas, dan lainnya. Berbeda dengan showroom Zahra Batik dan showroom Batik Gapuro Unggul yang lebih menawarkan produk kain batiknya saja. Showroom Batik terakhir yang dapat kita jumpai di sepanjang jalan Karangsambung adalah showroom Pawitah Batik. showroom Pawitah Batik merupakan salah satu showroom Batik terbesar selain showroom Batik Sekar Jagad. Jenis batik yang dipasarkan di showroom merupakan batik tulis, batik cap dan printing, serta batik kombinasi.
Batik Kebumen cenderung menggunakan motif sederhana yang menggambarkan keseharian sesuai dengan letak kotanya yang memadukan antara lereng bukit dan dunia pantai. Meskipun motif batik kebumen sederhana tapi memiliki nilai filosofi yang tinggi. Warna batik Kebumen dalam satu motif/satu kain biasanya ada empat warna, itu yang mencirikan batik Kebumen beda dengan batik lainnya karena batik umumnya maksimal menggunakan dua warna. Selain itu hal lain yang menjadi pembeda batik Kebumen banyak menggunakan warna gelap sedangkan batik-batik daerah pesisir lain cenderung menggunakan warna cerah. Warna-warna khas yang sering digunakan pada batik Kebumen yaitu biru tua, coklat, kuning, ungu, merah, biru muda, hijau, dan hitam.