Mangunharjo
Deskripsi
Desa Mangunharjo dikenal dengan potensi wisata budayanya. Salah satu yang menonjol adalah batik. Desa Mangunharjo, khususnya di RW 06 memiliki sentral UMKM Batik yang dikenal dengan nama Batik Kampung Durenan Indah. Batik Kampung Durenan Indah khas RW 06 ini memiliki 5 kelompok utama yaitu Batik Blibis, Baik Tapak Dara, Batik Blekok, Batik Jati Mulya, dan Batik Wijaya Kusuma.
Pembautan sentral batik ini dipelopori oleh Ibu Ning yang juga telah memiliki galeri batik di Hotel Patra. Ibu Ning awalnya mengajarkan pembuatan Batik Blekok kepada warag sekitar yang kemudian meluas kepada seluruh warga Desa Mangunharjo. Pola batik yang digemari warag merupakan pola batik floral dan memiliki ciri khas warna yang bergradasi. Batik Blekok terinspirasi dari burung blekok yang umum ditemui di daerah Srondol. Karena burung blekok yang langka, burung ini juga sekaligus mejadi ikon Kota Semarang. Contoh lain dari Batik Kampung Durenan Indah adalah Batik Wijayakusuma yang terinspirasi dari tokoh perwayangan.
Batik Kampung Durenan Indah dibuat dengan teknik cap dan juga caplis (cap dan tulis). Proses pembuatan diawali dengan menggambar di kertas sebagai pola yang nantinya dipindahkan ke kain. Sketsa pada kain kemudian ditebalkan dengan lilin malam yang dilelehkan. Alat menebalkan sketsa masih dengan cara tradisional yaitu dengan canting. Proses pewarnaan utnuk warna dasar batik langsung dicelupkan ke dalam pewarna dan untuk detail gambar yang butuh pewarnaan khusus digunakan alat seperti cotton bud besar.
Batik Kampung Durenan Indah selain diproduksi sebagai kain juga diproduksi sebagai pakaian yang dapat digunakan sebagai souvenir ketika mengunjungi Desa Magunharjo. Batik Kampung Durenan Indah bukan lagi menjadi sekedar hobi warga RW 06 namun juga sudah menjadi sarana pelestarian budaya dan UMKM Desa Mangunharjo. Batik Kampung Durenan Indah sangat cocok untuk dijadikan potensi kunjungan wisata pecinta budaya.