Nongkosawit
Deskripsi
Desa Wisata Nongkosawit merupakan salah satu desa wisata yang ada di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Jawa Tengah. Kelurahan Nongkosawit yang terletak di daerah perbukitan yang memiliki suasana alam yang masih terjaga keasriannya. Desa Wisata Nongkosawit ini memiliki keunikan dan kearifan lokal yang dapat dijadikan sebagai destinasi wisata. Karena keunikan dari aktivitas masyarakatnya Kelurahan Nongkosawit mendapatkan predikat desa wisata di Kota Semarang pada tahun 2013. Berdasarkan SK Walikota Semarang Nomor 556/407, Kelurahan Nongkosawit ditetapkan sebagai Desa Wisata di Kota Semarang yang berlaku mulai dari 25 Desember 2012 dan melakukan grand opening pada tanggal 9 September 2013. Desa ini dijadikan desa wisata sebagai penyongkong waduk Jatibarang. Desa ini menawarkan wisata budaya dan alam yang berbasis kearifan lokal.
Desa wisata dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan eksistensi dan mengangkat potensi suatu wilayah serta memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat. hal tersebut berlaku pula di Desa Wisata Nongkosawit. Kelurahan Nongkosawit terbagi menjadi 5 RW dan terpusat di wilayah RW 1 Kampung Nongkosawit dan RW 2 di Kampung Randusari. Kelurahan Nongkosawit ini dijadikan desa wisata yang berbasis edukasi dan budaya sekurang-kurangnya terdapat 10 atraksi wisata diantaranya peternakan (Sapi perah, Ayam, dan Kambing), kebun buah Jambu, dolanan tradisional, gamelan, kampung tematik olahan singkong, kirab kyai Bende, Kerajinan Bambu, Kerajinan gelang jenetri, wayang ringut dan wisata edukasi menanam padi. Terdapat berbagai potensi seni budaya yang dapat dijadikan wisata edukasi dan budaya.
Menurut Warsono selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata Nongkosawit setiap kampung diharapkan berkembang sesuai dengan keunikan yang dimiliki setiap kampung. Di RW 1 Kampung Nongkosawit dikembangkan dengan agrowisata dan budaya seni, hal ini didukung dengan adanya pegiat budaya yang juga mengembangkan Wayang Ringut di daerah tersebut. Wayang Ringut merupakan jenis wayang yang dibuat berasal dari anyaman rotan yang di kupas menjadi jaringan tipis- tipis. Di RW 2 Kampung Randusari berkembang dengan agrowisata dan wisata alam perairan berupa air terjun bernama Curug Mahtukung. serta wisata Goa Kreo, yang menyuguhkan kawasan konservasi hewan monyet ekor panjang sebagai objek wisata. Wisata Curug Mahtukung pada dasarnya merupakan spot wisata yang masih belum ramai dikunjungi oleh wisatawan karena untuk akses pembuatan jalannya masih curam, terjal, dan belum digali agar aman dikunjungi terutama pada saat musim penghujan. Di RW 3 Kampung Jedung terdapat pintu air sungai Kripik dan juga perkebunan merica dan perkebunan durian yang dikelola oleh masyarakat lokal. Di RW 4 Kampung Kepoh terdapat sawah loh yang disebut dengan Tuk Jemblong, sawah loh memiliki makna sawah yang tidak pernah kering baik di musim kemarau dan musim penghujan. Selain itu terdapat rumah joglo yang digunakan sebagai tempat penginapan para tamu yang berwisata di Desa Wisata Nongkosawit. Rumah Joglo tersebut merupakan kepemilikan warga dan dikelola secara pribadi juga.
Pada lokasi RW 5 yakni Kampung Getas menjadi satu-satunya kampung tematik di Kelurahan Nongkosawit yang dikenal dengan sebutan Kampung Osin (olahan singkong) . Kampung Osin merupakan Kampung tematik yang berbasis UMKM dengan rata-rata masyarakat membuat makanan berbahan dasar singkong baik secara tradisional maupun modern. Berbagai olahan tradisional yang disajikan oleh warga setempat antara lain getuk, tiwul, cetot, gatot, dan peuyeum (tape singkong), sedangkan untuk pengolahan modernnya antara lain brownies singkong, nugget singkong, kroket singkong hingga pizza singkong. Pengolahan singkong modern tersebut biasanya memiliki bahan dasar singkong tumbuk maupun tepung Mocaf (Modified Cassava Flour). Sejak awal diresmikannya, Kampung Osin berada dibawah naungan Dinas Sosial Kota Semarang. Selain itu, pada lokasi tersebut juga terdapat kebun jambu milik seorang warga. Jenis jambu yang ditanam pada kebun tersebut adalah jambu biji. Sesuai pada karakteristiknya, Jambu biji bukanlah tanaman yang musiman, sehingga untuk jadwal panennya pun tidak menentu dan tidak bisa berbarengan dari satu tanaman ke tanaman lainnya, jadi biasanya dalam satu hari pemilik kebun jambu tersebut dapat menjual dari 2 hingga 3 keranjang ke pasar.
Menurut Rochmat yang merupakan salah satu pegiat wisata di di daerah tersebut, Kelurahan Nongkosawit memiliki berbagai potensi termasuk potensi wisata edukasi dan permainan tradisional. Wisata edukasi menanam padi yang memanfaatkan salah satu lahan persawahan warga sebagai tempat untuk wisatawan belajar menanam padi secara langsung. Selain edukasi menanam padi terdapat juga wisata edukasi gamelan, aktivitas yang wisatawan lakukan dengan belajar menabuh gamelan bersama instruktur yang berpengalaman. Kemudian, di Omah Pang, pihak pariwisata juga menyediakan adanya edukasi pembuatan wayang ringut, wayang ringut ini merupakan wayang yang terbuat dari sisa olahan bambu yang dianyam sedemikian rupa dan dibentuk tokoh-tokoh wayang seperti arjuna, werkudara, semar dan yang lainnya. Selain itu, terdapat pula berbagai permainan tradisional yang dapat wisatawan mainkan seperti karapan blarak dan blarak sempal yang terdapat di salah satu lapangan di Desa Wisata Nongkosawit. Karapan blarak yang memanfaatkan pelepah daun palem yang ada sekitar wilayah tersebut. Kemudian juga ada permainan Blarak sempal merupakan permainan tradisional yang membutuhkan 8 orang untuk memainkannya. Para pemain memutar dengan setiap selingan yang satu duduk dan yang satu berdiri dengan formasi memutar kemudian berpegangan tangan dan diputar secara perlahan sampai jatuh. Permainan tersebut tentunya cukup simpel dan tidak membutuhkan terlalu banyak bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Di Desa Wisata Nongkosawit juga terdapat kuliner yang khas yaitu Nasi Tedun dan Wedang Rodjo. Nasi Tedun merupakan hidangan yang mulai jarang ditemukan dan kini biasanya disajikan pada saat ada acara-acara tertentu seperti setelah dilaksanakan kegiatan gotong royong maupun kirab yang biasa dilakukan di Desa Nongkosawit pada saat ada peringatan penting, misalnya ketika hendak menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Nasi Tedun sendiri terdiri dari nasi putih yang diberi lauk klubanan, tempe bacem dan sambel godok yang terbuat dari parutan kelapa. selain itu dapat diberi lauk tambahan seperti telur dadar, ikan asin (gereh) dan lain-lain untuk menambah cita rasa.
Desa Wisata Nongkosawit memiliki letak geografis yang cukup strategis karena berdekatan dengan beberapa objek wisata yang juga cukup terkenal seperti Goa Kreo yang terletak di Kelurahan Kandri, Wisata Agrowisata di Kelurahan Cepoko, dan Terminal Gunungpati. Selain itu, akses jalan menuju Kelurahan Nongkosawit juga tergolong baik sehingga mudah untuk diakses bagi para wisatawan yang hendak berkunjung meskipun kontur daerahnya bergelombang atau berbukit. Para wisatawan dapat berkunjung ke Desa Wisata Nongkosawit dengan menggunakan transportasi pribadi seperti kendaraan roda dua maupun roda empat. Apabila wisatawan yang hendak berkunjung tidak memiliki kendaraan pribadi, dapat memanfaatkan transportasi umum yang tersedia seperti Bus Rapid Transit (BRT) serta Bus Feeder yang disediakan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Review (6)
-
-
-
Seru banget!! Bisa belajar banyak di desa ini, mulai dari wayang sampai bisa nostalgia mainan tradisional.
-
-
-