Podorejo

0.0 (0 Reviews)

Deskripsi

Desa Podorejo merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Letak Desa Podorejo secara geografis berada pada ketinggian 200 meter diatas permukaan air laut. Desa Podorejo sendiri memiliki luas 605,349 hektar. Kelurahan ini sendiri berbatasan langsung dengan Kelurahan Wonosari pada batas sebelah utara, Kelurahan Ngadirgo pada batas sebelah selatan, Desa Darupono (Kabupaten Kendal) pada batas sebelah barat, Kelurahan Wates pada batas sebelah timur. Dan untuk kode pos Desa Podorejo sendiri yaitu 50187.

Akses masuk menuju desa ini sangatlah mudah karena terdapat sarana maupun prasarana yang mendukung seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau yang biasa disingkat SPBU pada beberapa titik wilayahnya, terdapat jalan beton maupun aspal sehingga hampir semua moda transportasi dapat melewati Desa Podorejo dan di jalan jalan beton dan aspal tersebut sudah didukung dengan lampu-lampu penerangan jalan yang mencukupi kebutuhan jalan tersebut sehingga jalanan di Desa Podorejo tetap mudah dilewati meskipun di malam hari. Selain itu sarana dan prasarana pendukung nya pun sudah sangat mencukupi seperti banyak ditemui warung-warung klontong, warung makan, tempat ibadah seperti musholla, masjid, maupun gereja sudah mudah ditemukan di Desa Podorejo. Dan dalam akses masuknya sendiri, mata pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa indah seperti hutan pohon jati, kebun-kebun milik warga, sawah-sawah luas yang oleh warga telah ditata sedemikian rupa sehingga menjadi sangat tertata, terstruktur dalam artian berbentuk terasering, dan juga terlihat sangat cantik dan memanjakan mata. Dikarenakan alasan alasan tersebut maka dapat dirasakan perjalanan ataupun akses masuk menuju Desa Podorejo akan terasa sangat mudah dan menyenangkan sekali untuk dijadikan wisata setelah lelah berada didalam lingkungan maupun hiruk pikuk kota. Hal ini pula yang membuat Desa Podorejo yang masih menjadi bagian dari Kecamatan Ngaliyan yang mana merupakan bagian dari Kota Semarang justru akan terasa seakan menjadi sisi lain Kota Semarang dan Kecamatan Ngaliyan itu sendiri karena saat melewati jalan akses masuk menuju Desa Podorejo terasa sangat menyenangkan dan menenangkan dan berbanding terbalik dengan jalan sebelum melewati akses masuk Desa Podorejo.

Selain akses masuk menuju Desa Podorejo, Desa Podorejo juga banyak menyimpan potensi-potensi tersembunyi. Seperti dalam contohnya yaitu dalam sektor kuliner, di Desa Podorejo terdapat Kampung Tematik “Sentra Pembuatan Ceriping Gadung”. Ceriping Gadung sendiri merupakan sebuah makanan semacam keripik yang terbuat dari tumbuhan yaitu umbi gadung yang nantinya akan diiris tipis dan kemudian dijemur sampai kering dan selanjutnya akan digoreng kering sehingga menjadi keripik dengan rasa yang sangat unik dan khas. Namun selain hal tersebut ada sesuatu yang membuat ceriping gadung menjadi sangat istimewa, yaitu terdapat racun dalam umbi gadung itu sendiri. Maka dari itu pengolahan umbi gadung untuk menjadi ceriping gadung tidak dapat dilakukan oleh orang yang memang belum biasa mengolah umbi yang beracun namun nikmat tersebut. Beberapa perlakuan khusus yang dilakukan sebelum umbi gadung dan setelah diiris untuk menghilangkan kadar racun didalam umbi gadung tersebut yang mana menjadi teknik untuk mengolah umbi beracun tersebut supaya bisa diolah menjadi ceriping gadung yang aman dan nikmat dimakan adalah sebelum umbi gadung diiris, umbi gadung akan dilumuri dengan abu kayu guna menyerap getah dan racunnya untuk lalu dijemur, setelah itu proses pelumuran abu kayu akan diulangi namun hal tersebut (pelumuran umbi gadung dengan abu kayu) dilakukan setelah diiris tipis untuk lalu dijemur kembali supaya memastikan getah dan kadar racun benar benar hilang. Setelah itu umbi gadung yang telah diiris tipis akan dicuci sampai bersih menggunakan air mengalir supaya menghilangkan bekas abu kayu yang menempel sehingga tidak merusak kualitas dan rasa dari umbi gadung tersebut, dan setelah dicuci sampai benar benar bersih akan dilakukan penjemuran kembali sampai kering, baru setelah itu umbi gadung dapat dikoreng untuk seolahnya menjadi ceriping gadung. Biasanya ceriping gadung memiliki rasa asin cenderung gurih, dan memiliki aroma bawang yang nikmat. Ceriping gadung menjadi makanan yang sulit ditemui karena pengolahan dari umbi gadung sampai dengan menghasilkan ceriping gadung memang cukup sulit karena disebabkan oleh kandungan racun yang ada dalam umbi gadung tersebut.

Dalam sektor kuliner, selain terdapat ceriping gadung, di Desa Podorejo juga terdapat sentra madu yang memiliki rasa unik karena rasa dari madu-nya bisa berubah mengikuti musim buah yang ada. Hal ini disebabkan karena lebah madu memanen nectar yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sedang musim pada saat tersebut sehingga dari nectar tersebut dapat dihasilkan madu yang memiliki rasa yang sangat kaya dan kompleks.

Selain sektor kuliner, Desa Podorejo sendiri menyimpan banyak potensi tersembunyi dalam sektor pariwisata. Di Desa Podorejo terdapat sebuah curug (air terjun) yang bernama Curug Wangi. Jalan akses masuk menuju curug ini menjadi sangat istimewa karena di akses masuknya terdapat sebuhan jalan setapak yang terbuat dari beton, dan jalan setapak ini melintas menyeberangi aliran air yang sangat menyenangkan untuk dilintasi guna keperluan berwisata dengan objek alam. Setelah melintasi jalan setapak tersebut, pengunjung akan disuguhkan dengan jalan yang pada sisi kanannya terdapat peternakan dan kebun milik warga yang menambah suasana asri dalam perjalanannya. Tidak jauh dari situ, sampailah pada objek wisata Curug Wangi. Sesampainya di Curug Wangi tersebut, lagi lagi pengunjung disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa indah yaitu air terjun yang dikelilingi dengan tebing tebing dan juga terdapat kolam kolam alami yang akan sangat menyenangkan untuk berlibur dengan berendam atau bermain air di Curug Wangi tersebut.

Selain Curug Wangi, di Desa Podorejo juga terdapat balai pertemuan yang bernama “Safinatun Najjah”. Yang membuat balai pertemuan ini menjadi istimewa adalah bentuknya yang menyerupai kapal, dan didalamnya-pun dapat digunakan sebagai tempat ibadah yaitu musholla, maka dari itu orang-orang yang pernah mengunjungi balai pertemuan “Safinatun Najjah” seringkali menjuluki balai pertemuan ini dengan nama Masjid Kapal. Selain keunikan tersebut di balai pertemuan “Safinatun Najjah” sudah didukung dengan baik oleh sarana dan prasarana yang ada seperti tempat parker yang luas, warung makan yang nikmat, dan tempat oleh-oleh yang lengkap, tempat ibadah atau musholla, kamar mandi yang jumlahnya banyak sehingga orang-orang yang mengunjungi balai pertemuan “Safinatun Najjah” tidak perlu bingung untuk mencari sarana dan prasarana pendukungnya karena di balai pertemuan “Safinatun Najjah” sarana dan prasarana-nya sudah sangat lengkap, hal yang membuatnya lebih menarik wisatawan adalah murahnya tiket masuk yang hanya dipatok 5000 rupiah per orang, dan 3000 rupiah per mobilnya.

Lalu setelah terdapat objek wisata Curug Wangi dan Masjid Kapal, masih terdapat objek wisata lagi yaitu Sendang Kaliancar. Sendang sendiri secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “kolam di pegunungan dan sebagainya yang airnya berasal dari mata air yang ada di dalamnya”. Jadi Sendang Kaliancar merupakan pancaran dari sumber mata air yang terdapat di Desa Podorejo. Didalamnya sendiri terdapat dua mata air yang dinamakan Sendang Panguripan dan Sendang Pangasihan, yang dipercaya memiliki fungsi yang berbeda. Untuk Sendang Kaliancar sendiri dibebaskan untuk warga maupun wisatawan umum dan tidak terdapat pembayaran tiket sepeser-pun.

Masih terdapat banyak potensi Desa Podorejo sebagai sisi lain Kota Semarang yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena banyaknya potensi yang tersembunyi, itulah sedikit deskripsi tentang Desa Podorejo dengan sejuta potensi tersembunyinya.

Show more

Review (0)
0.0

Write a review

Rate This Place
Tulis Review

Spot sekitar

×